Pernahkan anda merasa kecewa dan sakit hati ?

Saya pernah. Semua orang pasti pernah mengalaminya. Yang membedakan adalah bagaimana respon kita terhadap perasaan negative tersebut. Ada 2 respon yang bisa terjadi :

  1. Memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih positif di kemudian hari
  2. Menyesali diri dan menjadi pribadi yang lebih negative di kemudian hari

Di sinilah Konsep Diri menjadi sangat penting untuk dibahas. Konsep diri adalah pemahaman atau persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri. Seseorang yang memiliki konsep diri positif (+) akan menilai dirinya berharga, punya kebanggaan akan keberadaan dirinya, percaya diri dan yakin bahwa dirinya mampu. Ketika menghadapi masalah, orang ini akan punya keyakinan bahwa dirinya dapat menyelesaikan masalah tersebut dan punya kekuatan mental untuk berjuang mengatasinya.

Sementara orang yang memiliki konsep diri negative (-) akan menilai dirinya lebih rendah dari orang lain, tidak berharga, mudah cemas dan tidak percaya diri. Biasanya ia akan menggantungkan dirinya (yang dianggap negative) terhadap “sesuatu di luar diri” yang bisa membuatnya terlihat positif, seperti : keluarga, kekayaan, karir, aktivitas rohani, dsb. Ketika ia kehilangan “atribut positif” tersebut, maka hilanglah sudah kepercayaan dirinya karena pada dasarnya ia menilai “dirinya” tidak berharga.

Ketika menghadapi masalah, orang ini akan menganggap dirinya adalah “korban” dari situasi dan kondisi yang dialaminya. Ia merasa tidak mampu berbuat apa-apa sehingga tidak punya kekuatan mental untuk berjuang. Harapannya digantungkan pada “atribut positif” tadi dan juga pada orang lain yang dianggapnya lebih positif daripada dirinya sendiri.

Konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang karena merupakan kerangka acuan (frame of reference) yang digunakan seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Saat seseorang merasakan putus cinta atau patah hati, maka ia bisa saja depresi lalu bunuh diri. Tentu kita sekarang paham, mengapa hal ini bisa terjadi.

Ya, karena orang tersebut memiliki konsep diri negative dan ia menggantungkan harapannya pada sang kekasih yang merupakan “atribut positif”nya. Ia merasa berharga jika memiliki sang kekasih dan merasa tidak lagi berharga tanpa sang kekasih. Mengapa ia menjadi depresi ? Karena ia merasa tidak berdaya, mentalnya tidak cukup kuat untuk bisa berjuang bagi dirinya sendiri. Ia berharap ada orang lain yang dapat menolongnya untuk “mengubah” situasi dan ternyata harapan itu tidak terwujud.

Sebaliknya, orang yang memiliki konsep diri positif akan melihat situasi putus cinta ini dari sudut pandang yang berbeda. Walau mengalami kekecewaan dan masa-masa sedih, namun ia memiliki keyakinan bahwa ia mampu mengatasi situasi ini. Tanpa sang kekasih, ia tetap menganggap dirinya berharga, sehingga hal ini hanyalah sebuah pengalaman negative. Bukan suatu “musibah” dimana ia kehilangan rasa keberhargaan dirinya. Ia pun punya kekuatan mental untuk terus berjuang demi kehidupan dirinya yang lebih baik di masa depan.

Kita perlu mengembangkan konsep diri yang positif. Yakinlah bahwa “diri” dan “kehidupan” anda berharga, jauh lebih berharga daripada semua “atribut” yang bisa kita dapatkan di dunia ini. Semua manusia yang diciptakan oleh Tuhan, tentu berharga di mata Tuhan. Mungkinkan kita masih menganggap diri kita tidak berharga ?

Masih ingat nyanyian sekolah minggu ?

“Burung pipit yang kecil… dikasihi Tuhan, terlebih diriku… dikasihi Tuhan”

Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit (Mat 10:31)